Sumenep – Sanggar Laras yang dibina oleh Ibu Martini Purwaningsih, S.Pd tampil memukau dalam pembukaan Festival Literasi di Sumenep. Tiga siswi andalan sanggar, yakni Davina Neysa Badri, Zaida, dan Rahayu Sari Devi, sukses memikat perhatian hadirin lewat penampilan tarian pembuka Muang Sangkal—sebuah tari tradisi khas Madura yang sarat makna tolak bala dan doa keselamatan.
Acara bertajuk Festival Literasi: Bedah Buku dan Bengkel Kepenulisan “Berteman dengan Luka Masa Kecil” ini menghadirkan dua narasumber utama. Pertama, Mas Koko Ganteng, seorang penulis sekaligus konten kreator yang kerap menyuarakan tema-tema psikologis dengan gaya lugas. Kedua, Mas Tri, perwakilan dari Penerbit Mayor Gramedia, yang menekankan pentingnya literasi sebagai jembatan menuju generasi yang lebih kritis dan kreatif.
Festival ini secara resmi dibuka oleh Bupati Sumenep, yang dalam sambutannya menegaskan bahwa literasi tidak hanya sebatas membaca, tetapi juga kemampuan memahami, mengolah, dan menuliskan gagasan sebagai bentuk peradaban. Kehadiran tarian Muang Sangkal sebagai pembuka menjadi simbol harapan agar kegiatan berjalan lancar sekaligus menumbuhkan kebanggaan terhadap budaya lokal.
Suasana semakin haru ketika sesi bedah buku berlangsung. Kisah dan pesan dalam buku Berteman dengan Luka Masa Kecil menggugah perasaan peserta, membuat banyak di antara mereka hanyut dalam refleksi pribadi. Perpaduan antara seni tari, literasi, dan pengalaman hidup menjadikan acara ini bukan sekadar kegiatan budaya, tetapi juga momentum penyadaran emosional bagi generasi muda.
Dengan dukungan penuh dari Sanggar Laras dan kepiawaian para narasumber, Festival Literasi ini berhasil meninggalkan kesan mendalam. Para peserta sepakat bahwa literasi dan seni adalah dua kekuatan besar yang mampu menyentuh hati sekaligus menggerakkan masyarakat menuju perubahan positif. <<Amilia Rahma Sanis, S.Pd>>